Senin, 15 Agustus 2016

MIMPI ANAK PULAU : FILM MENGINSPIRASI DARI ANAK DAERAH


Suasana Press Conference di Epicentrum XXI , Sabtu 13 Agustus 2016. sumber : milik pribadi
Jakarta - Satu lagi karya anak bangsa yang siap release minggu ini karya sutradara Kiki Nuriswan ( Misteri Pasar Kaget (2012) ) dibawah rumah produksi Nadienne Batam Production dan StudioPro 1226 , yakni Mimpi Anak Pulau . Film ini merupakan adaptasi novel karangan Abidah El Khalieqy yang sebelumnya Perempuan Berkalung Sorban (2009) sukses pula diangkat kelayar lebar oleh sutradara Hanung Bramantyo.

Press conference dan Gala Premiere diadakan pada Sabtu (13/08/16) di Epicentrum XXI yang dihadiri oleh Kiki Nuriswan sendiri selaku sutradara, Indra Sudirman - Moch.Juanda sebagai produser , para jajaran pemain mulai dari Ray Sahetapy , Ananda Faturrahman atau yang akrab dengan Ananda Lontoh , aktor dari negeri Jiran Malaysia seperti Dato Tamimi Siregar , Mardiana Alwi, serta para pemain cilik hasil seleksi yang sebagian besar berasal dari Batam terutama pemeran utamanya Daffa Permana.

Keseruan dipanggung Gala Premiere , lengkap dengan kostum era 50-an . sumber photo : milik pribadi  
 "Film ini sengaja dihadirkan pada momen yang tepat, jelang peringatan 17 Agustus . Sehingga menjadi persembahan bagi bangsa karena nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam film ini bertujuan menginspirasi anak-anak seluruh Indonesia, tidak terkecuali mereka yang jauh dari kota besar" kata Indra disela presscon .

Kiki menambahkan bagaimana pengalamannya bisa menemukan talenta daerah dalam menangani film keduanya ini "Saya termasuk senang bisa terlibat untuk film inspiratif seperti ini, dapat menseleksi bakat-bakat dari daerah Batam. Para pemain baru tentunya, yang ternyata berpotensi di dunia perfilman tanah air. Daffa ini siapa tau sajah kalau fokus karirnya didunia acting siapa tau bisa seperti Om Ray" 

Mimpi Anak Pulau ceritanya selain diperuntukkan untuk anak Indonesia , menyorot pula kisah putra daerah Batam - Kepulauan Riau bernama Gani Lasa yang merupakan
satu diantara tiga sarjana pertama di Batam yang lahir dan besar di pesisir Nongsa. Mengambil setting tahun era 50-an Gani yang semasa kecilnya akrab disapa Jani (Daffa Permana) dengan sukacita selalu membantu sang ayah (Ray Sahetapy) bernelayan . Ibu Jani (Ananda F) hanya pedagang kue , meskipun demikian tekad Jani untuk menjadi sukses sangat besar dan melewati banyak sekali ujian dan hal tak terduga diusianya yang masih muda. Bersekolah di PGA Tanjung Pinang adalah mimpi terbesar Jani , dan berhasilkah dirinya untuk merealisasikan mimpinya tersebut ? Semua akan terjawab tanggal 18 Agustus 2016 di seluruh bioskop Indonesia.

Salah satu scene di Mimpi Anak Pulau . sumber: official mimpi anak pulau  
"Saya sangat terharu bercampur tidak percaya kisah nyata saya sendiri bisa diangkat kelayar lebar. Memang filmnya sendiri berdurasi kurang lebih 3 jam , hanya karena melalui pemotongan durasi jadi ceritanya lebih ke masa kecil saya . Semoga responnya baik dan bisa nantinya berlanjut menyorot masa remaja saya yang lebih seru" ujar Gani mengungkapkan rasa senengnya

Tak hanya ceritanya yang menarik , film ini juga menawarkan keindahan visualisasi dari Kota Batam yang periwisatanya sudah berkembang pesat serta tak ketinggalan potensi pariwisata baharinya. Sutradara Kiki-pun termasuk yang serius dalam mengarahkan para pemainnya sehingga hampir sepanjang film bakat akting yang dikeluarkan pemain hampir semuanya natural, ditambah wardrobenya yang memang disesuaikan dengan era itu.

"MIMPI DAN CITA-CITA ITU LAYAK DIPERJUANGKAN OLEH SIAPA SAJA, BAHKAN DARI SUDUT PULAU TERKECIL SEKALIPUN ...."
SO , MIMPI ANAK PULAU REKOMENDED JADI TONTONAN 18 AGUSTUS 2016 MENDATANG 
 
Poster Resmi




Offial Trailer :  https://youtu.be/VpFagcT-Roc
Twitter : @MAP_Official
Instagram : mimpianakpulau_2016
 

Rabu, 03 Februari 2016

Movie Review - A Copy Of My Mind : Berbicara Jujur tentang Keintiman Cinta dibalut Politik



Press Conference Plaza Indonesia XXI, 3 Februari 2016

Film ini sangat saya nantikan sekali kehadirannya,karena Joko Anwar yang terakhir mengangkat tema non horror-thriller itu di Janji Joni (2005) ,kembali menyutradarai genre drama lewat A Copy Of My Mind (2016).
Film ini agaknya sudah dari tahun lalu dipromosikan oleh mas Joko,namun karena harus unjuk gigi di Festival Internasional seperti 40th Toronto Internasional Film Festival,72th Venice Internasional Film Festival dan Busan Internasional Film Festival membuat ACOMM dipending jadwal releasenya ke Februari 2016 .

Melangkahkan kaki ke Plaza Indonesia XXI (3/2) dengan semangat 45',karena saya sebagai blogger dan para wartawan mendapatkan kehormatan untuk pertama kalinya hadir di pemutaran media screening ACOMM dan tentu dilanjutkan dengan konferensi pers.


Alek,Sari,dan gambaran kota Jakarta
A Copy Of My Mind menceritakan tentang wajah ibukota sekarang diwakili oleh karakter Sari (Tara Basro) dan Alek (Chicco Jericho).
Sari adalah perempuan lugu yang hobby menonton dvd serta memiliki impian untuk mempunyai home theatre,hari-harinya hanya dilewati dengan mengandalkan skill menjadi thyrapist di salon Yelo.Sedangkan Alex,pemuda sederhana dengan tampilan fisik menawan yang mengandalkan kecerdasannya dalam membuat subtittle dvd bajakan melalui google translate,ia tinggal dirumah si Bude (ibu kos yang dirawatnya) dengan gratis.
Lalu bagaimana kedua karakter ini bertemu?


Keintiman karakter Sari dan Alek
Ketika Sari komplen mengenai subttitle buruk ke toko dvd yang dibelinya,Alek ada disana dan merasa tertarik dengannya.Dengan iming-iming kosnya berisi banyak copyan dvd film-film dan Sari bisa dipinjamkannya,maka dari sanalah keintiman keduanya dimulai.Masalah muncul saat disalon barunya sang owner (Paul Agusta) menugaskan Sari untuk menjadi thyrapist seorang tahanan bernama Marni (Maera Panigoro),ini menyeretnya nanti pada kasus besar dimana gairah cintanya bersama Alek harus dipertaruhkan oleh kepentingan politik yang diselewengkan.

REVIEW
Bravo!
Satu kata ini saya ungkapkan untuk karya mas Joko Anwar,ACOMM.Awal yang baik tentunya untuk memulai trilogi kapsul waktu mengingat mas Joko sendiri pernah memberikan bocoran bakal adanya A Copy of My Soul lalu kemudian A Copy Of My Heart ,tentunya saya berharap sequelnya akan secharming Richard Linklater dengan Before Sunrise (1995),Before Sunset (2004) dan Before Midnight (2013).

Karya kelima dari mas Joko ini produksi perdana ph Lo-Fi Flicks,dikarenakan berhasil dalam Asian Project Market di Busan Internasional Film Festival 2014 dengan hadiah 150juta maka dimulailah produksi ACOMM ini dengan ikut serta Cj Entertainment didalamnya.Crew untuk film ini hanya berjumlah 20 orang dan mengandalkan waktu syuting 10 hari,akan tetapi persiapan dan membuat film ini benar-benar matang proses editing disana-sini membutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya,apalagi team Rooftop Sound mengisi 70 lagu untuk backsong film ini mulai dari jazz sampai dangdut tarling.
Ide ceritanya ditulis oleh mas Joko sendiri yang mana seperti ingin menjawab kegelisahannya dengan realita Jakarta saat ini.
Film ini memvisualisasikan segala sesuatunya secara natural mulai dari set lokasi syuting,kostum para pemain dan pemeran pendukung adalah masyarakat sekitar lokasi syuting.Pokoknya film berbeda dari karya mas Joko sebelum-sebelumnya.
"Saya ingin A Copy of My Mind jadi time capsule Jakarta,Indonesia,sekarang.Jadi nanti kita bisa melihat situasi Indonesia yang sebenar-benarnya saat ini,kapan saja kita mau mau melihat ke belakang" terang mas Joko.

BTS : Joko Anwar mengarahkan Tara dan Chicco
 Dari segi akting pemainnya hampir sebagian besar diarahkan dengan sangat baik,mas Joko mampu membuat para aktor/aktress yang terlibat difilm ini menguasai masing-masing karakternya.Tara Basro memang pantas menyabet Piala Citra 2015 untuk Aktris Pemeran Utama Terbaik karena perannya sebagai Sari disini benar-benar total dan terexplore dengan natural,apa adanya.Chicco Jericho yang sedang laris manis diawal tahun 2016 lewat Aach Aku Jatuh Cinta dan Terjebak Nostalgia,meskipun kita lihat hampir tema yang diusung sama yakni drama tapi peran yang dimainkan Chicco di ACOMM jauh lebih menantang dan itu sukses diperankannya.Chemistry Chicco dan Tara difilm ini ajib sangat dan mampu dibangun keduanya dengan sangat baik,adegan making love dan kissing lip to lip dimainkan keduanya tanpa rasa canggung.Memang untuk ukuran film Indonesia sekarang adegan vulgar tampak eksplisit masih terasa tabu,namun scene persetubuhan yang digambarkan film ini tetap pada pakem ceritanya,tidak asal tempel.
Lalu ada kehadiran Paul Agusta sutradara webseries Kisah Carlo (2016) yang meski tampil se'ndulit tapi perannya sangat nampol,dan nama Maera Panigoro yang sudah tidak asing didunia teater coba menjajal layar lebar dan hasilnya sangat bagus.Tidak ketinggalan kehadiran Ario Bayu bersama Ronny P Tjandra.

BTS: Pengambilan gambar Tara Basro disebuah pasar tradisional
Film ACOMM mengalir dengan jujur,apa yang disampaikan memang apa adanya,tentang bagaimana pacaran muda-mudi sekarang tak bisa dihindari yang namanya seks tanpa menikah bahkan kumpul kebo sekalipun.Sedangkan wajah dunia politik sekarang memang benar adanya sogok-menyogok sudah menjadi hal yang lumrah,tahanan ekslusif bisa mendapatkan fasilitas bak raja di sel penjara dan segala cara bisa dilakukan untuk membunuh lawan tanpa memainkan akal sehat.Semuanya itu adalah potret jujur Indonesia saat ini,maka saya sangat merekomendasikan film ini karena telah berani berbicara fakta nyata.

A Copy Of My Mind tayang 11 Februari 2016,bersiap untuk Rotterdam Internasional Film Festival 2016 dan mengisi Plaza Indonesia Film Festival Love Philosophy yang diselenggarakan mulai tanggal 9-12 Februari 2016.


Kunjungi : www.acopyofmymind.com



Senin, 01 Februari 2016

VISINEMA PICTURES MENANGGAPI SOMASI PLAGIARISME YUSRI FAJAR



Mewakili blogger KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia) saya mendatangi konferensi pers klarifikasi tentang Somasi penulis kumpulan cerpen Surat Dari Praha terhadap PT Visinema Pictures sebagai rumah produksi film Surat Dari Praha yang dihadiri Angga D Sasongko (sutradara) , Glenn Fredly (penata musik & soundtrack) dan Irfan Ramly (penulis skenario) di Filosofi Kopi Cafe-Jakarta Selatan.

Isu mengenai plagiarisme yang dilontarkan oleh Yusri Fajar seorang dosen Universitas Brawijaya Malang (UBM) terhadap film Surat Dari Praha kencang berembus beberapa saat lalu sebelum penayangannya di bioskop . Yusri mengatakan dalam temu media beberapa waktu yang lalu "Ceritanya dari yang saya lihat sama. Yakni berlatar belakang kondisi politik tahun ’65 dengan setting Praha. Media yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia juga sama yaitu suratpungkasnya.

Kini giliran PT Visinema Pictures membalikkan somasi kepada pihak Yusri Fajar dan kuasa hukumnya Farid Hamdani. 
"klaim soal telah dikirimnya somasi kepada kami (PT Visinema Pictures) oleh Yusri Fajar membuat kami merasa dirugikan serta terkesan pihak yang enggan diajak mediasi dan keras kepala . Padahal perlu. ditegaskan kami sama sekali tidak pernah menerima surat somasi resmi dari yang bersangkutan , hingga sekarang" pungkas Angga dihadapan para wartawan . 
Angga juga menunjukkan secara terbuka bukti bahwa filmnya Surat Dari Praha memiliki
legal standing sesuai perundang-undangan Hak Cipta Republik Indonesia .
"kami memiliki sertifikat hak cipta yang dikeluarkan oleh Ditjen HKI Kemenkumham dan telah emndaftarkan paten Surat Dari Praha di kelas 41 film bioskop,kelas 9 tentang cakram digital dan kelas 16 terkait poster" jelasnya. 

Ide cerita dari film Surat Dari Praha sebenarnya sudah ada sejak proses produksi Cahaya Dari Timur : Beta Maluku (2014), namun Irfan Ramly selaku penulis skenarionya tidak menyangka kalau pemilihan judulnya malah merujuk pada karya tulis Yusri Fajar. 
"Fakta sejarah tidak bisa diklaim secara sepihak,ide cerita dari film Surat Dari Praha sudah ada sejak pembuatan Cahaya dari Timur dan menurut kami cerita dari apa yang difilmkan dengan karya tulis Yusri Fajar sangatlah berbeda"

Tuduhan kepada Glenn Fredly yang belakangan ramai dipemberitaan atas pelanggaran hak cipta dan plagiasi tidaklah tepat mengingat dirinya bukanlah penulis skenario maupun pencipta sinematography .Terkait hal ini bisa dikenakan pasal pencemaran nama baik .
 
Angga hanya menginginkan sikap dewasa dan itikad baik dari Yusri Fajar agar permasalahan ini dapat segera selesai.Pihak PT Visinema dan team merasa dirugikan bukan dirugikan dari segi materi disini,tapi lebih ke mencemarkan kreatifitas dari kru film Surat Dari Praha.
"Saya menunggu sikap saudara Yusri untuk membuka konferensi pers permintaan maaf dan tentunya meminta untuk menghapus data digital pemberitaan negatif tentang film kami dimedia televisi maupun online internet" tegas Angga.

Kamis, 28 Januari 2016

MOVIE REVIEW - TALAK 3 : KOMEDI ROMANTIS YANG MANIS



Media screening untuk film Talak 3 dilakukan di Plaza Senayan XXI (28/1),para pekerja media online,cetak,dan blogger menanti di studio 3 penasaran tentunya dengan karya terbaru dari duet penyutradaan Ismail Basbeth dan Hanung Bramantyo.Kebetulan memang hari ini dilaksanakan dua session untuk pemutaran pertama kali Talak 3 , session pertama untuk media di jam 18.30 wib,sedangkan session selanjutnya Gala Premiere yanng dilakukan pada pukul 21.15 wib. Film Talak 3 ini terealisasi atas kerjasama MD Pictures selaku produser Manoj Punjabi dengan production house yang dimiliki oleh Hanung Bramantyo,Dapur Film.




"Aku bayar setengah, kamu bayar setengah. Clear!"

Bagas (Vino G Bastian) menawarkan jalan tengah kepada mantan istrinya Risa (Laudya C Bella) atas hutang yang melilit mereka,akan tetapi Risa tidak mau menerimanya karena dirinya sudah merasa dirugikan dengan ulah Bagas semasa menjadi suaminya.
Sebuah project menghampiri keduanya dan tentunya dengan upah yang menggiurkan,tapi dengan syarat keduanya harus bersama kembali alias rujuk.
Ternyata hambatan menghampiri Bagas dan Risa dikarenakan saat penjatuhan talak Bagas langsung memilih Talak 3 yang bilamana mau bersatu kembali/rujuk harus melewati Muhallil , sang istri harus menikah dengan pria lain bercerai dahulu barulah bisa dinikahkan kembali.

Setelah mencari-cari pria yang hampir sebagian tidak pas dengan Risa,akhirnya dipilihlah sahabat mereka Bimo (Reza Rahadian) untuk dijadikan muhallil.Awalnya Bimo menolak tawaran tersebut karena keduanya sudah dianggap sebagai saudara dekat,atas dasar membantu akhirnya Bimo-pun luluh.

Masalah semakin complicated,dari SMP ternyata Bimo menyembunyikan sebuah rahasia dari Risa.Bagas tidak ambil diam karena dirinya juga berusaha menyelamatkan kembali rumah tangganya.Sedangkan Risa harus dilema,antara nantinya memilih Bagas atau Bimo.

REVIEW 

Nama Ismail Basbeth baru dikenal lewat Mencari Hilal (2015),dirinya ditantang untuk mampu berkerjasama dengan sutradara Hanung Bramantyo yang baru tahun lalu juga mengerjakan film komedi Hijab (2015),hasil duet maut keduanya mampu menciptakan Talak 3 menjadi tontonan komedi romantis yang menghibur sekaligus segar.

Cerita yang coba disampaikan terasa sakral dengan kata Talak 3,tapi sebenarnya ada sebuah pesan yang ingin disampaikan film ini dimana Talak 3 dibuat demi melindungi wanita.Kadar drama dan komedi yang ditawarkan Ismail-Hanung dibuat dengan pas, sepanjang durasi film diputar kita dibuat tertawa dengan komedi satirnya dan paruh tengah menuju ending berhasil memainkan emosi penonton dengan scene menyentuhnya.


Hampir sebagian besar proses syutingnya dilakukan di Yogyakarta, Ismail-Hanung kembali memvisualisasikan kota Yogya dengan keindahan alamnya yang memanjakan mata.Ditengah banyaknya gempuran film nasional yang berbondong-bondong syuting ke luar negeri,Talak 3 tetap asyik dinikmati meski hanya mengambil lokasi syuting sekitaran Yogyakarta saja.
Tetap paling utama naskah cerita yang kuat dan Talak 3 berhasil membuktikannya.

Pemilihan pemainnya terasa pas,salut untuk Laudya C Bella yang mampu mengexplore bakat beractingnya dari karakter Arini di Surga Yang Tak Dirindukan (2015) tampil sendu plus mellow sepanjang film lalu ke Risa yang pemberontak sekaligus punya sense of humor bisa dikatakan berhasil dimainkannya,chemistrynya bersama Vino G Bastian sebagai pasangan berkonflik juga terbangun dengan amat sangat baik. Terakhi kali melihat Vino nyeleneh di Madre (2013), lalu selanjutnya hampir semua peran yang dimainkannya serius seperti Air Mata Terakhir Bunda (2013),3 Nafas Likas (2014) dan Toba Dreams (2015) dan di Talak 3 karakter konyol kembali dimainkan oleh Vino tentunya ini dapat dilahapnya dengan sangatlah muda.Untuk aktor Reza Rahadian sudah tidak perlu diragukan lagi kualitas beractingnya,actingnya meski sebagai pemeran pendukung tetapi total banget dimainkannya.


Talak 3 direncanakan direlease 4 Februari 2016 dan sangat rekomended sekali untuk dijadikan list tontonan film Indonesia selanjutnya.Pokoknya komedi romantis yang manis itu jawabannya ada di Talak 3.


SARINAH BERSAMA KOPI SIAP UNTUK FENOMENA 


Jakarta - 28 Januari 2016
Bertempat Ruang Tengah Cafe & Resto yang masih berada di area Sarinah Dept.Store  ,menjadi saksi dari moment penting dalam acara ngobrol asyik dengan Ibu Ira Puspadewi CEO PT.Sarinah Persero bersama blogger yang tergabung dalam KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia). Moment langka ini juga diselingi dengan makan siang., serta pembicaraan hangat seputar Sarinah,mulai dari sejarah hingga rencana yang terbaik kedepannya untuk Sarinah.


Dibangun 50 tahun silam semenjak peresmiannya 17 Agustus 1966, Sarinah merupakan departement store yang pertama kali dibangun di Indonesia.Mengapa diberi nama Sarinah ? karena bentuk kecintaan dan tanda terimakasih Presiden Ir Soekarno kepada Ibu Sarinah yang mengasuhnya dan membangun pribadi kepemimpian dalam diri beliau.
Letak bangunan Sarinah termasuk yang strategis karena berada ditengah jantung kota Jakarta,akses dari manapun akan mudah untuk menjangkau Sarinah tentunya.

 

"Sarinah 2016 nantinya akan fokus kepada tiga hal : Etalase produk kearifan lokal nusantara,Sentra UMKM yang menjadi andalan Indonesia , dan pusat perdagangan produk-produk ekonomi kreatif " ungkap Ibu Ira Puspadewi ditengah obrolan hangatnya bersama KOPI. Hampir sebagian besar produk mulai dari brand dan kerajinannya merupakan hasil karya anak bangsa yang ditawarkan oleh Sarinah, membuktikan Sarinah untuk Indonesia .
Target pasar Sarinah selain mengincar tourist lokal saat berkunjung ke Jakarta, tourist mancanegarapun prioritas utama karena bisa mengenalkan kebudayaan serta kerajinan yang dimiliki oleh Indonesia sehingga bisa dikenal dunia.
Ibu Ira menambahkan "Sarinah menyapa dunia atau Greets The World bersama dengan isteri para Dubes 14 Negara sahabat akan dilakukan disekitar kawasan Sarinah Thamrin , mengenalkan semua yang berhubungan dengan Indonesia . Direncanakan akan digelar 18 Februari 2016".

Selanjutnya KOPI mendapatkan sebuah kehormatan bisa mengelilingi seluruh stand yang ada didalam Sarinah Dept.Store mulai dari pengenalan produk kecantikan , seluruh staff karyawannya menyambut rombongan blogger dengan senyum ramah . Lalu mengunjungi produk cokelat dengan nama Pipiltin Cocoa yang menawarkan empat rasa berbeda dari hasil alam Bali , Pidie-Aceh , Jawa Timur dan Flores, siapa yang menyangka kalau ownernya adalah kakak beradik yang sukses dengan usaha mereka . Mbak Tisa untuk Pipiltin Cocoa-anya sedangkan Mas Irfan sukses dengan cabang francaishe Anomali Cafe.



Untuk produk sepatunya ada Buccheri, Pakalolo dan Mario Minardi yang merupakan produksi asli buatan Indonesia . Lantai selanjutnya concern ke pakaian dewasa pria wanita , anak-anak , batik , dan busana muslim . Selama kita mengunjungi pusat perbelanjaan Sarinah alunan musik yang diputarnyapun begitu kental nuansa Indonesianya , mulai dari Sundanese sampai 'Ayam Den Lapeh' lagu daerah Sumatra Barat .
Lantai paling atas menjual kerajinan tangan dan oleh-oleh cendramata, yang ditawarkan mulai dari kerajinan perak,beragam lukisan,hingga cendramata kecil yang bila melihat detailnya selain memiliki desain batik yang khas tentunya proses pengerjaannya sangatlah sulit tetapi dibandrol dengan harga Rp.35.000,- sangat terjangkau .




Kedepannya Sarinah dan KOPI bisa menumbuhkan energi positif dengan semangat hastag #SarinahIsMe,Sarinah sama-sama membawa misi KOPI untuk menjadi fenomena.Fenomena untuk terus mempertahankan menjadi aset berharga yang menjual produk-produk karya anak bangsa di jantung ibukota,serta mengenalkan kepada dunia bahwa Sarinah itu Indonesia.


 

Senin, 25 Januari 2016

MOVIE REVIEW - SURAT DARI PRAHA : KOMPILASI ROMANSA,POLITIK & SEJARAH 


  
Film Surat Dari Praha ini adalah salah satu film Indonesia yang cukup saya nantikan kehadirannya, karena selain jajaran pemainnya yang bisa dibilang tjakep abis ditambah nama Angga Dwimas Sasongko berada dibalik bangku penyutradaraan film yang benar mengambil lokasi syuting di Praha , Ceko.
Maka ketika mendapatkan undangan media screening di Epicentrum XXI-Jakarta Selatan dengan waktu pemutaran 09.30 membuat saya tetap semangat untuk sampai tepat pada waktunya. Yang membuat saya terkagum-kagum saat sampai dilokasi , ternyata kerja team untuk film ini sangat solid dimana tenda dan segala dekorasi untuk Gala Premiere yang juga dilakukan malam harinya sudah tertata hampir 80% , dan ini juga tentunya atas kerjasama team Visinema Pictures bersama pihak sponsor PT Mayora Indah  dengan produknya Torabika Creamy Latte dan Permen Kis.





"gila ya , lebih manusiawi sama anj*ing daripada ama manusia"

Laras (Julie Estelle) mengumpat hampir setengah teriak dijalanan kota Praha yang ramai hiruk pikuk pagi hari kerena sikap dari pria paruh baya bernama Jaya (Tyo Pakusadewo) seolah membuat segala sesuatunya dipersulit . Dirinya tidak mengerti mengapa sang ibu Sulastri (Widyawati) memberikan syarat peralihan warisan dengan tanda tangan Jaya ? Harus mengorbarkan waktu , tenaga , dan pikirannya ke negara yang menurut wikipedia memiliki jumlah penduduk 1,5 juta jiwa ini , ditambah lagi urusannya untuk proses perceraian dengan sang suami (Chicco Jericho) harus segera diselesaikan .

Antara Laras dan Jaya sama sekali tidak memberikan kesan baik dalam pertemuan keduanya, Jaya lebih menganggap Laras sebagai orang asing yang hanya peduli dengan kepentingan pribadinya . Ada alasan kenapa Jaya tidak mau menandatangani persyaratan Sulastri, ditambah harus menerima sebuah kotak dan surat yang baginya sama saja membuka sebuah cerita masa lampau .
Cerita yang Praha-pun tau bagaimana seorang Jaya berpuluh-puluh tahun memendamnya rapat didalam hati , hanya orang terdekatnya serta seorang bartender asal Indonesia bernama Dewo (Rio Dewanto) mengetahui kisah cinta dan sejarah hidup Jaya yang terhenti di Praha.



REVIEW

Terimakasih untuk Angga Dwimas Sasongko yang berhasil membuat sebuah film drama dengan sesuatu yang berbeda di Surat Dari Praha ini . Setelah melihat bagaimana kota berkonflik dengan cita-cita generasi mudanya di film Cahaya Dari Timur : Beta Maluku (2013) dan berpetualang dengan kekayaan kopi yang dimiliki negara kita di Filosofi Kopi (2015) , kini kita dibawa menyelam dengan sebuah cerita yang diangkat berdasarkan kejadian nyata tapi dengan selipan sedikit fiksi yang berhasil menciptakan tiga unsur yakni ada romansa, poltik serta tak ketinggalan sejarah .

Film Surat Dari Praha terealisasi karena kerjasama dari Visinema Pictures selaku produser ada Anggia Kharisma lalu kemudian aktor Chicco Jericho dan PT.Mayora Indah yang diwakilkan oleh Vienno Monintja untuk mendedikasikan film ini berdasarkan karya-karya Glenn Fredly yang sudah meniti karir didunia musik hampir 20 tahun . 
Ide ceritanya berdasarkan empat lagu karangan Glenn dan riset dengan para tetua saksi sejarah rezim Soeharto yang harus hilang kewarganegaraan.

Angga mengatakan "film ini tidak berfungsi untuk menyelesaikan masalah , tapi tujuan saya dalam film ini hanya satu : bercerita. Itulah esensi dari film sendiri menurut saya"

  
Sepanjang film kita akan disuguhkan alur yang menghindari flashback , meski drama yang coba ditampilkan tampak berat apalagi bila menarik kesimpulan berdasarkan trailer , percaya deh film  ini sebenarnya cheesy dan kalau diibaratkan sebuah cake memang seharusnya dilahap perlahan menikmati tiap topping yang diolah Angga hingga bagian terakhir.
Hampir sebagian besar proses pengambilan gambar dan set lokasinya di Praha , sisanya tiga hari di Jakarta . Dan hasilnya memang gambaran dari kota Praha di pagi hari hingga malam tervisualisasi dengan sangat cantik .

Yang menjadikan film ini spesial adalah untuk pertama kalinya sepanjang sejarah perfilman tanah air Tyo Pakusadewo disanding bersama actress Widyawati , lalu ada Julie Estelle , Rio Dewanto , Chicco Jericho, Jajang C Noer dan R Suryomartono (eksil tahun 65') . Tak hanya sukses berperan serta menyatukan chemistry antara Tyo dan Julie sepanjang film , keduanya juga berhasil melewati tantangan untuk menyanyikan soundtrack Surat Dari Praha yakninya Sabda Rindu dengan suara khas Tyo  dan Nyali Terakhir yang dinyanyikan oleh Julie Estelle feat Tyo Pakusadewo.

 Tyo mengatakan tentang perannya sebagai Jaya "Peran yang satu ini cukup menantang. Karena menguras nalar dan kemampuan saya. Sama sekali saya nggak punya bayangan seorang eksil itu gimana kehidupannya . Tokoh Jaya ini kan fiktif, tapi saya mengetahui sejarah saat itu. Ketika saya di Praha saya juga disediakan waktu oleh Angga berdialog dengan tokoh aslinya dan penulisnya"
Dan memang Angga sudah mempunyai bayangan tentang tokoh Jaya untuk Tyo Pakusadewo tanpa melakukan proses casting langsung saja dirinya mendatangi Tyo yang pada saat itu berada di Singapura untuk perannya di Surat Untuk Praha ini , semisalnya Tyo menolak maka sudah dipastikan film ini tidak akan terealisasi.


Penata musik dan scoringnya tetap dipercayakan kepada Glenn Fredly, pembuktian kolaborasinya bersama Angga Dwimas Sasongko kali ini mampu menyatukan antara film dan musik menjadi satu kesatuan yang hidup . Jadi bisa dibilang apa yang diberikan Surat Dari Praha kepada penonton tanah air nantinya tidak hanya sekedar tontonan segar , akan tetapi ada beragam pesan dimana kita harus bangga masih bisa tetap berada di Indonesia tercinta menikmati hasil alamnya dan pesan lainnya bagaimana kita untuk bisa belajar berdamai dengan masa lalu .

SURAT DARI PRAHA siap tayang 28 Januari 2016 , termasuk salah satu film Indonesia yang direkomendasikan untuk dijadikan list tontonan .


 

Jumat, 22 Januari 2016

PRE-PRODUCTION PETAK UMPET MINAKO



From : Gaby
"Sudah sampai dimana, Ron ? Kami sudah di sekolah. Sekarang Vidha sedang memulai 'upacara'-nya. Perasaanku tidak enak, cepatlah datang"

Tentunya untuk yang sudah membaca buku dari karangan @manhalfgod atau setia dengan serial kaskusnya paham sekali dengan arti dari pesan Gaby kepada Baron.Tentu penasaran seperti apa tiap cerita nantinya ketika diangkat kelayar lebar dan ini menjadi tugas bagi sutradara Billy Christian untuk menghidupkan apa yang dibangun oleh bukunya
Beberapa waktu yang lalu tepatnya 14 Januari 2016 telah diadakan press release Film Petak Umpet Minako untuk pertama kalinya sebagai perkenalan sutradara , produser dan para pemain yang terlibat dalam film yang bergenre horror-thriller ini. 
Billy Christian adalah sutradara yang dipercaya mampu untuk mengangkat Petak Umpet Minako atau lebih dikenal dengan ritual Hitori Kakurenbo (Hide & Seek Alone) kelayar lebar karena diusianya yang terbilang muda 32 tahun dirinya sudah mampu menyutradarai beberapa film dimana semuanya cukup mendapat respon baik oleh penikmat film tanah air, tujuh film yang penah disutradarai Billy salah satu diantaranya : Hi5teria (2012), Sanubari Jakarta (2012) , Kampung Zombie (2015) dan Tuyul Part 1 (2015) .
Film Petak Umpet Minako ini adalah project film pertama Rakbuku Production sebagai rumah produksi, bertindak selaku produser ada Ardiyanto Agung sedangkan executive produser-nya Wida Handoyo .


 Memulai proses syuting tepat di tanggal 20 Januari 2016, pengambilan gambar Petak Umpet Minako dilakukan pertama kali di Studio Persari. Tentunya syuting dihari pertama membuat Billy dan para crew menyambutnya dengan semangat dan berharap selalu diberi kelancaran selama proses syuting yang rencanakan akan memakan waktu selama dua minggu ini . Hari berikutnya lokasi syuting bergeser ke Pusat Studi Jepang di Kampus UI Depok,beberapa pemain seperti Gandhi Fernando, Natasha Gott, Wendy Wilson dan Nicky Tirta siap untuk mengexplore peran mereka sebagai Destra,Mami,Gaby dan Randy. Pengambilan gambar di Pusat Studi Jepang ini dilakukan dari pagi hingga shubuh untuk take shoot karakter yang dimainkan Regina Rengganis bersama Miller Khan.
Dan untuk lokasi selanjutnya Billy memilih sebuah gedung di kawasan Senen yang tadinya pernah dijadikan lokasi syuting untuk film The Raid (2011), pemilihan bangunan tua karena seperti yang telah disampaikan Billy pada saat press release dirinya ingin atmosfer horror yang diciptakan untuk Petak Umpet Minako ini real seramnya.





Petak Umpet Minako direncanakan release antara April-Meil 2016 dan untuk para pemainnya hampir sebagian besar diisi oleh bintang muda tanah air seperti Miller Khan,Wendy Wilson,Hans Hosman,Regina Rengganis,Novinta Dini,Nicky Tirta,Natasha Gott,Gandhi Fernando,Ario Astungkoro,Herichan,Daniel Topan dan Cindy Valerie.