Sutradara : Ernest Prakasa
Penulis : Ernest Prakasa
Pemain : Ernest Prakasa ,Lala Karmela ,Morgan Oey ,Kevin Anggara,Brandon Salim
SINOPSIS
Ernest (Kevin Anggara/Ernest Prakasa) tidak pernah memilih bagaimana ia dilahirkan. Tapi nasib menentukan, ia terlahir di sebuah keluarga Cina. Tumbuh besar di masa Orde Baru dimana diskriminasi terhadap etnis Cina masih begitu kental. Bullying menjadi makanan sehari-hari. Ia pun berupaya untuk berbaur dengan teman-teman pribuminya, meski ditentang oleh sahabat karibnya, Patrick (Brandon Salim/Morgan Oey). Sayangnya berbagai upaya yang ia lakukan tidak juga berhasil, hingga Ernest sampai pada kesimpulan bahwa cara terbaik untuk bisa membaur dengan sempurna adalah dengan menikahi seorang perempuan pribumi.
Ketika kuliah di Bandung, Ernest berkenalan dengan Meira (Lala Karmela). Meski melalui tentangan dari Papa Meira (Budi Dalton), tapi akhirnya mereka berpacaran. Dan kemudian menikah, dengan adat Cina demi membahagiakan Papa dan Mama Ernest (Ferry Salim dan Olga Lidya)
Berhasil menikah dengan perempuan pribumi ternyata tidak menyelesaikan pergumulan Ernest. Ia mulai dirundung ketakutan, bagaimana jika kelak anaknya terlahir dengan penampilan fisik persis dirinya? Lalu harus mengalami derita bullying persis dirinya? Ketakutan ini membuat Ernest menunda-nunda untuk memiliki anak. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Simak selengkapnya di NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan
REVIEW
Kharisma Starvision kembali dengan film bergenre komedi yang didaptasi dari buku dengan judul yang sama sebagai film penutup tahun 2015. Ernest Prakasa yang merupakan jebolan Stand Up Comedy Indonesia yang berhasil menjadi juara tiga diajang para komik yang pernah diadakan salah satu tv swasta, dipercaya untuk menjadi penulis naskah cerita , sutradara serta merangkap sebagai pemain untuk NGENEST ini.
Dan memang filmnya sendiri sangat menarik karena mencoba bercerita tentang sosok Ernest dari masa kanak-kanak hingga berkeluarga. Hampir sepanjang film kita disuguhkan lawakan dan komedian yang segar , meskipun ada beberapa bagian yang terkesan 'menyentil' plus 'frontal' namun dipaparkan dengan halus dan cerdas .
Dan NGENEST coba berbicara jujur tentang realita yang ada di negara kita , mulai dari kaum minoritas Cina yang masih menjadi bahan ejekan , bullying , sisi seksualitas bahkan sampai hal tabu seperti kondom.
Tantangan bagi Ernest Prakasa dalam membuat film NGENEST mungkin lebih kepemangkasan dari apa yang ada dibukunya mengingat NGENEST : Ngetawain A la Ernest merupakan trilogi , dan ternyata itu semua sukses diangkat untuk versi layar lebarnya dengan durasi kurang lebih satu setengah jam .
Dari segi acting para pemainnya, Ernest masih menyuguhkan humor yang segar dan jenaka , chemistrynya menjadi sahabat dari Morgan Oey juga berasa mengingat keduanya pernah terlibat dalam satu project film Assalamualakum Beijing (2014) arahan Guntur Soeharjanto.
Lala Karmela meski selama ini dikenal sebagai penyanyi, coba mencicipi dunia beracting dan hasilnya kehadirannya di film NGENEST ini cukup memberi warna meski perannya yang tidak terlelu menantang .
Lalu ada para pemain pendukung seperti Kevin Anggara,Brendan Salim,Ferry Salim,Olga Lydia,dan Fitria Sechan. Serta kehadiran para komik seperti Ge Pamungkas,Fico Fachriza,Arie Kriting, dan masih banyak lagi.
Soundtracknya diisi oleh The Overtunes dengan track handalannya "MUNGKIN".
So, 30 Desember 2015 gak ada salahnya buat kita NGETAWAIN HIDUP !!