Kamis, 28 Januari 2016

MOVIE REVIEW - TALAK 3 : KOMEDI ROMANTIS YANG MANIS



Media screening untuk film Talak 3 dilakukan di Plaza Senayan XXI (28/1),para pekerja media online,cetak,dan blogger menanti di studio 3 penasaran tentunya dengan karya terbaru dari duet penyutradaan Ismail Basbeth dan Hanung Bramantyo.Kebetulan memang hari ini dilaksanakan dua session untuk pemutaran pertama kali Talak 3 , session pertama untuk media di jam 18.30 wib,sedangkan session selanjutnya Gala Premiere yanng dilakukan pada pukul 21.15 wib. Film Talak 3 ini terealisasi atas kerjasama MD Pictures selaku produser Manoj Punjabi dengan production house yang dimiliki oleh Hanung Bramantyo,Dapur Film.




"Aku bayar setengah, kamu bayar setengah. Clear!"

Bagas (Vino G Bastian) menawarkan jalan tengah kepada mantan istrinya Risa (Laudya C Bella) atas hutang yang melilit mereka,akan tetapi Risa tidak mau menerimanya karena dirinya sudah merasa dirugikan dengan ulah Bagas semasa menjadi suaminya.
Sebuah project menghampiri keduanya dan tentunya dengan upah yang menggiurkan,tapi dengan syarat keduanya harus bersama kembali alias rujuk.
Ternyata hambatan menghampiri Bagas dan Risa dikarenakan saat penjatuhan talak Bagas langsung memilih Talak 3 yang bilamana mau bersatu kembali/rujuk harus melewati Muhallil , sang istri harus menikah dengan pria lain bercerai dahulu barulah bisa dinikahkan kembali.

Setelah mencari-cari pria yang hampir sebagian tidak pas dengan Risa,akhirnya dipilihlah sahabat mereka Bimo (Reza Rahadian) untuk dijadikan muhallil.Awalnya Bimo menolak tawaran tersebut karena keduanya sudah dianggap sebagai saudara dekat,atas dasar membantu akhirnya Bimo-pun luluh.

Masalah semakin complicated,dari SMP ternyata Bimo menyembunyikan sebuah rahasia dari Risa.Bagas tidak ambil diam karena dirinya juga berusaha menyelamatkan kembali rumah tangganya.Sedangkan Risa harus dilema,antara nantinya memilih Bagas atau Bimo.

REVIEW 

Nama Ismail Basbeth baru dikenal lewat Mencari Hilal (2015),dirinya ditantang untuk mampu berkerjasama dengan sutradara Hanung Bramantyo yang baru tahun lalu juga mengerjakan film komedi Hijab (2015),hasil duet maut keduanya mampu menciptakan Talak 3 menjadi tontonan komedi romantis yang menghibur sekaligus segar.

Cerita yang coba disampaikan terasa sakral dengan kata Talak 3,tapi sebenarnya ada sebuah pesan yang ingin disampaikan film ini dimana Talak 3 dibuat demi melindungi wanita.Kadar drama dan komedi yang ditawarkan Ismail-Hanung dibuat dengan pas, sepanjang durasi film diputar kita dibuat tertawa dengan komedi satirnya dan paruh tengah menuju ending berhasil memainkan emosi penonton dengan scene menyentuhnya.


Hampir sebagian besar proses syutingnya dilakukan di Yogyakarta, Ismail-Hanung kembali memvisualisasikan kota Yogya dengan keindahan alamnya yang memanjakan mata.Ditengah banyaknya gempuran film nasional yang berbondong-bondong syuting ke luar negeri,Talak 3 tetap asyik dinikmati meski hanya mengambil lokasi syuting sekitaran Yogyakarta saja.
Tetap paling utama naskah cerita yang kuat dan Talak 3 berhasil membuktikannya.

Pemilihan pemainnya terasa pas,salut untuk Laudya C Bella yang mampu mengexplore bakat beractingnya dari karakter Arini di Surga Yang Tak Dirindukan (2015) tampil sendu plus mellow sepanjang film lalu ke Risa yang pemberontak sekaligus punya sense of humor bisa dikatakan berhasil dimainkannya,chemistrynya bersama Vino G Bastian sebagai pasangan berkonflik juga terbangun dengan amat sangat baik. Terakhi kali melihat Vino nyeleneh di Madre (2013), lalu selanjutnya hampir semua peran yang dimainkannya serius seperti Air Mata Terakhir Bunda (2013),3 Nafas Likas (2014) dan Toba Dreams (2015) dan di Talak 3 karakter konyol kembali dimainkan oleh Vino tentunya ini dapat dilahapnya dengan sangatlah muda.Untuk aktor Reza Rahadian sudah tidak perlu diragukan lagi kualitas beractingnya,actingnya meski sebagai pemeran pendukung tetapi total banget dimainkannya.


Talak 3 direncanakan direlease 4 Februari 2016 dan sangat rekomended sekali untuk dijadikan list tontonan film Indonesia selanjutnya.Pokoknya komedi romantis yang manis itu jawabannya ada di Talak 3.


SARINAH BERSAMA KOPI SIAP UNTUK FENOMENA 


Jakarta - 28 Januari 2016
Bertempat Ruang Tengah Cafe & Resto yang masih berada di area Sarinah Dept.Store  ,menjadi saksi dari moment penting dalam acara ngobrol asyik dengan Ibu Ira Puspadewi CEO PT.Sarinah Persero bersama blogger yang tergabung dalam KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia). Moment langka ini juga diselingi dengan makan siang., serta pembicaraan hangat seputar Sarinah,mulai dari sejarah hingga rencana yang terbaik kedepannya untuk Sarinah.


Dibangun 50 tahun silam semenjak peresmiannya 17 Agustus 1966, Sarinah merupakan departement store yang pertama kali dibangun di Indonesia.Mengapa diberi nama Sarinah ? karena bentuk kecintaan dan tanda terimakasih Presiden Ir Soekarno kepada Ibu Sarinah yang mengasuhnya dan membangun pribadi kepemimpian dalam diri beliau.
Letak bangunan Sarinah termasuk yang strategis karena berada ditengah jantung kota Jakarta,akses dari manapun akan mudah untuk menjangkau Sarinah tentunya.

 

"Sarinah 2016 nantinya akan fokus kepada tiga hal : Etalase produk kearifan lokal nusantara,Sentra UMKM yang menjadi andalan Indonesia , dan pusat perdagangan produk-produk ekonomi kreatif " ungkap Ibu Ira Puspadewi ditengah obrolan hangatnya bersama KOPI. Hampir sebagian besar produk mulai dari brand dan kerajinannya merupakan hasil karya anak bangsa yang ditawarkan oleh Sarinah, membuktikan Sarinah untuk Indonesia .
Target pasar Sarinah selain mengincar tourist lokal saat berkunjung ke Jakarta, tourist mancanegarapun prioritas utama karena bisa mengenalkan kebudayaan serta kerajinan yang dimiliki oleh Indonesia sehingga bisa dikenal dunia.
Ibu Ira menambahkan "Sarinah menyapa dunia atau Greets The World bersama dengan isteri para Dubes 14 Negara sahabat akan dilakukan disekitar kawasan Sarinah Thamrin , mengenalkan semua yang berhubungan dengan Indonesia . Direncanakan akan digelar 18 Februari 2016".

Selanjutnya KOPI mendapatkan sebuah kehormatan bisa mengelilingi seluruh stand yang ada didalam Sarinah Dept.Store mulai dari pengenalan produk kecantikan , seluruh staff karyawannya menyambut rombongan blogger dengan senyum ramah . Lalu mengunjungi produk cokelat dengan nama Pipiltin Cocoa yang menawarkan empat rasa berbeda dari hasil alam Bali , Pidie-Aceh , Jawa Timur dan Flores, siapa yang menyangka kalau ownernya adalah kakak beradik yang sukses dengan usaha mereka . Mbak Tisa untuk Pipiltin Cocoa-anya sedangkan Mas Irfan sukses dengan cabang francaishe Anomali Cafe.



Untuk produk sepatunya ada Buccheri, Pakalolo dan Mario Minardi yang merupakan produksi asli buatan Indonesia . Lantai selanjutnya concern ke pakaian dewasa pria wanita , anak-anak , batik , dan busana muslim . Selama kita mengunjungi pusat perbelanjaan Sarinah alunan musik yang diputarnyapun begitu kental nuansa Indonesianya , mulai dari Sundanese sampai 'Ayam Den Lapeh' lagu daerah Sumatra Barat .
Lantai paling atas menjual kerajinan tangan dan oleh-oleh cendramata, yang ditawarkan mulai dari kerajinan perak,beragam lukisan,hingga cendramata kecil yang bila melihat detailnya selain memiliki desain batik yang khas tentunya proses pengerjaannya sangatlah sulit tetapi dibandrol dengan harga Rp.35.000,- sangat terjangkau .




Kedepannya Sarinah dan KOPI bisa menumbuhkan energi positif dengan semangat hastag #SarinahIsMe,Sarinah sama-sama membawa misi KOPI untuk menjadi fenomena.Fenomena untuk terus mempertahankan menjadi aset berharga yang menjual produk-produk karya anak bangsa di jantung ibukota,serta mengenalkan kepada dunia bahwa Sarinah itu Indonesia.


 

Senin, 25 Januari 2016

MOVIE REVIEW - SURAT DARI PRAHA : KOMPILASI ROMANSA,POLITIK & SEJARAH 


  
Film Surat Dari Praha ini adalah salah satu film Indonesia yang cukup saya nantikan kehadirannya, karena selain jajaran pemainnya yang bisa dibilang tjakep abis ditambah nama Angga Dwimas Sasongko berada dibalik bangku penyutradaraan film yang benar mengambil lokasi syuting di Praha , Ceko.
Maka ketika mendapatkan undangan media screening di Epicentrum XXI-Jakarta Selatan dengan waktu pemutaran 09.30 membuat saya tetap semangat untuk sampai tepat pada waktunya. Yang membuat saya terkagum-kagum saat sampai dilokasi , ternyata kerja team untuk film ini sangat solid dimana tenda dan segala dekorasi untuk Gala Premiere yang juga dilakukan malam harinya sudah tertata hampir 80% , dan ini juga tentunya atas kerjasama team Visinema Pictures bersama pihak sponsor PT Mayora Indah  dengan produknya Torabika Creamy Latte dan Permen Kis.





"gila ya , lebih manusiawi sama anj*ing daripada ama manusia"

Laras (Julie Estelle) mengumpat hampir setengah teriak dijalanan kota Praha yang ramai hiruk pikuk pagi hari kerena sikap dari pria paruh baya bernama Jaya (Tyo Pakusadewo) seolah membuat segala sesuatunya dipersulit . Dirinya tidak mengerti mengapa sang ibu Sulastri (Widyawati) memberikan syarat peralihan warisan dengan tanda tangan Jaya ? Harus mengorbarkan waktu , tenaga , dan pikirannya ke negara yang menurut wikipedia memiliki jumlah penduduk 1,5 juta jiwa ini , ditambah lagi urusannya untuk proses perceraian dengan sang suami (Chicco Jericho) harus segera diselesaikan .

Antara Laras dan Jaya sama sekali tidak memberikan kesan baik dalam pertemuan keduanya, Jaya lebih menganggap Laras sebagai orang asing yang hanya peduli dengan kepentingan pribadinya . Ada alasan kenapa Jaya tidak mau menandatangani persyaratan Sulastri, ditambah harus menerima sebuah kotak dan surat yang baginya sama saja membuka sebuah cerita masa lampau .
Cerita yang Praha-pun tau bagaimana seorang Jaya berpuluh-puluh tahun memendamnya rapat didalam hati , hanya orang terdekatnya serta seorang bartender asal Indonesia bernama Dewo (Rio Dewanto) mengetahui kisah cinta dan sejarah hidup Jaya yang terhenti di Praha.



REVIEW

Terimakasih untuk Angga Dwimas Sasongko yang berhasil membuat sebuah film drama dengan sesuatu yang berbeda di Surat Dari Praha ini . Setelah melihat bagaimana kota berkonflik dengan cita-cita generasi mudanya di film Cahaya Dari Timur : Beta Maluku (2013) dan berpetualang dengan kekayaan kopi yang dimiliki negara kita di Filosofi Kopi (2015) , kini kita dibawa menyelam dengan sebuah cerita yang diangkat berdasarkan kejadian nyata tapi dengan selipan sedikit fiksi yang berhasil menciptakan tiga unsur yakni ada romansa, poltik serta tak ketinggalan sejarah .

Film Surat Dari Praha terealisasi karena kerjasama dari Visinema Pictures selaku produser ada Anggia Kharisma lalu kemudian aktor Chicco Jericho dan PT.Mayora Indah yang diwakilkan oleh Vienno Monintja untuk mendedikasikan film ini berdasarkan karya-karya Glenn Fredly yang sudah meniti karir didunia musik hampir 20 tahun . 
Ide ceritanya berdasarkan empat lagu karangan Glenn dan riset dengan para tetua saksi sejarah rezim Soeharto yang harus hilang kewarganegaraan.

Angga mengatakan "film ini tidak berfungsi untuk menyelesaikan masalah , tapi tujuan saya dalam film ini hanya satu : bercerita. Itulah esensi dari film sendiri menurut saya"

  
Sepanjang film kita akan disuguhkan alur yang menghindari flashback , meski drama yang coba ditampilkan tampak berat apalagi bila menarik kesimpulan berdasarkan trailer , percaya deh film  ini sebenarnya cheesy dan kalau diibaratkan sebuah cake memang seharusnya dilahap perlahan menikmati tiap topping yang diolah Angga hingga bagian terakhir.
Hampir sebagian besar proses pengambilan gambar dan set lokasinya di Praha , sisanya tiga hari di Jakarta . Dan hasilnya memang gambaran dari kota Praha di pagi hari hingga malam tervisualisasi dengan sangat cantik .

Yang menjadikan film ini spesial adalah untuk pertama kalinya sepanjang sejarah perfilman tanah air Tyo Pakusadewo disanding bersama actress Widyawati , lalu ada Julie Estelle , Rio Dewanto , Chicco Jericho, Jajang C Noer dan R Suryomartono (eksil tahun 65') . Tak hanya sukses berperan serta menyatukan chemistry antara Tyo dan Julie sepanjang film , keduanya juga berhasil melewati tantangan untuk menyanyikan soundtrack Surat Dari Praha yakninya Sabda Rindu dengan suara khas Tyo  dan Nyali Terakhir yang dinyanyikan oleh Julie Estelle feat Tyo Pakusadewo.

 Tyo mengatakan tentang perannya sebagai Jaya "Peran yang satu ini cukup menantang. Karena menguras nalar dan kemampuan saya. Sama sekali saya nggak punya bayangan seorang eksil itu gimana kehidupannya . Tokoh Jaya ini kan fiktif, tapi saya mengetahui sejarah saat itu. Ketika saya di Praha saya juga disediakan waktu oleh Angga berdialog dengan tokoh aslinya dan penulisnya"
Dan memang Angga sudah mempunyai bayangan tentang tokoh Jaya untuk Tyo Pakusadewo tanpa melakukan proses casting langsung saja dirinya mendatangi Tyo yang pada saat itu berada di Singapura untuk perannya di Surat Untuk Praha ini , semisalnya Tyo menolak maka sudah dipastikan film ini tidak akan terealisasi.


Penata musik dan scoringnya tetap dipercayakan kepada Glenn Fredly, pembuktian kolaborasinya bersama Angga Dwimas Sasongko kali ini mampu menyatukan antara film dan musik menjadi satu kesatuan yang hidup . Jadi bisa dibilang apa yang diberikan Surat Dari Praha kepada penonton tanah air nantinya tidak hanya sekedar tontonan segar , akan tetapi ada beragam pesan dimana kita harus bangga masih bisa tetap berada di Indonesia tercinta menikmati hasil alamnya dan pesan lainnya bagaimana kita untuk bisa belajar berdamai dengan masa lalu .

SURAT DARI PRAHA siap tayang 28 Januari 2016 , termasuk salah satu film Indonesia yang direkomendasikan untuk dijadikan list tontonan .


 

Jumat, 22 Januari 2016

PRE-PRODUCTION PETAK UMPET MINAKO



From : Gaby
"Sudah sampai dimana, Ron ? Kami sudah di sekolah. Sekarang Vidha sedang memulai 'upacara'-nya. Perasaanku tidak enak, cepatlah datang"

Tentunya untuk yang sudah membaca buku dari karangan @manhalfgod atau setia dengan serial kaskusnya paham sekali dengan arti dari pesan Gaby kepada Baron.Tentu penasaran seperti apa tiap cerita nantinya ketika diangkat kelayar lebar dan ini menjadi tugas bagi sutradara Billy Christian untuk menghidupkan apa yang dibangun oleh bukunya
Beberapa waktu yang lalu tepatnya 14 Januari 2016 telah diadakan press release Film Petak Umpet Minako untuk pertama kalinya sebagai perkenalan sutradara , produser dan para pemain yang terlibat dalam film yang bergenre horror-thriller ini. 
Billy Christian adalah sutradara yang dipercaya mampu untuk mengangkat Petak Umpet Minako atau lebih dikenal dengan ritual Hitori Kakurenbo (Hide & Seek Alone) kelayar lebar karena diusianya yang terbilang muda 32 tahun dirinya sudah mampu menyutradarai beberapa film dimana semuanya cukup mendapat respon baik oleh penikmat film tanah air, tujuh film yang penah disutradarai Billy salah satu diantaranya : Hi5teria (2012), Sanubari Jakarta (2012) , Kampung Zombie (2015) dan Tuyul Part 1 (2015) .
Film Petak Umpet Minako ini adalah project film pertama Rakbuku Production sebagai rumah produksi, bertindak selaku produser ada Ardiyanto Agung sedangkan executive produser-nya Wida Handoyo .


 Memulai proses syuting tepat di tanggal 20 Januari 2016, pengambilan gambar Petak Umpet Minako dilakukan pertama kali di Studio Persari. Tentunya syuting dihari pertama membuat Billy dan para crew menyambutnya dengan semangat dan berharap selalu diberi kelancaran selama proses syuting yang rencanakan akan memakan waktu selama dua minggu ini . Hari berikutnya lokasi syuting bergeser ke Pusat Studi Jepang di Kampus UI Depok,beberapa pemain seperti Gandhi Fernando, Natasha Gott, Wendy Wilson dan Nicky Tirta siap untuk mengexplore peran mereka sebagai Destra,Mami,Gaby dan Randy. Pengambilan gambar di Pusat Studi Jepang ini dilakukan dari pagi hingga shubuh untuk take shoot karakter yang dimainkan Regina Rengganis bersama Miller Khan.
Dan untuk lokasi selanjutnya Billy memilih sebuah gedung di kawasan Senen yang tadinya pernah dijadikan lokasi syuting untuk film The Raid (2011), pemilihan bangunan tua karena seperti yang telah disampaikan Billy pada saat press release dirinya ingin atmosfer horror yang diciptakan untuk Petak Umpet Minako ini real seramnya.





Petak Umpet Minako direncanakan release antara April-Meil 2016 dan untuk para pemainnya hampir sebagian besar diisi oleh bintang muda tanah air seperti Miller Khan,Wendy Wilson,Hans Hosman,Regina Rengganis,Novinta Dini,Nicky Tirta,Natasha Gott,Gandhi Fernando,Ario Astungkoro,Herichan,Daniel Topan dan Cindy Valerie.


Selasa, 19 Januari 2016

KOPI BERSAMA 'I AM HOPE' BERBAGI KASIH DENGAN SURVIVOR KANKER

Jakarta,19 Januari 2016 - Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI) didampingi oleh Arul Muchsen atau yang lebih akrab disapa Kak Arul bersama beberapa pemain film dan penggagas terealisasinya 'I Am Hope' diantaranya Tatjana Saphira,Wulan Guritno,Amanda Soekasah,Janna Soekasah-Joesoef serta Ariyo Wahab mengunjugi RS Kanker Dharmais - Jakarta Barat . Tujuan kedatangan KOPI dan Para Pemain 'I Am Hope' untuk berbagi kasih beserta bantuan, sebagai bukti rasa syukur team Alkimia Production merealisasikan filmnya yang tidak jauh dari cerita para survivor sekaligus membuat mereka tersenyum untuk saling berbagi kekuatan dan kebahagian.
"Kami  bersyukur bahwa proses produksi film I Am Hope berjalan lancar,oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih atas dukungan banyak pihak. Penyerahan bantuan ini kami sebut sebagai bagian Journey of Hope karena ide pembuatan film ini sendiri memang berawal dari gerakan sosial Bracelet of Hope" ungkap Tatjana mewakili para pemain . Gadis cantik berdarah Indo-Jerman ini baru membintangi beberapa film dan I Am Hope merupakan film kelimanya yang cukup memberikan tantangan karena perannya sebagai penderita kanker . Tokoh Mia yang dimainkannya adalah wanita yang tegar melawan penyakit kanker menggerogoti tubuhnya. Ayah Mia (Tio Pakusadewo) dan kakak Maia (Alessandra Usman) adalah penyangga semangat serta inspirasi Mia untuk melalui tantangan hingga mempertahankan mimpinya selalu berkarya.


Para survivor kanker yang masih kanak-kanak sangat ceria ketika dihibur oleh pola tingkah lucu dari badut , senyum mereka nampak tulus untuk tetap melewati segala cobaan termasuk kanker yang sedang menggorogoti mereka dengan ceria dan semangat yang kuat. Bantuan berupa makanan sehat , vitamin-vitamin , peralatan bermain dan perlengkapan sekolah semuanya adalah hasil dari Bracelet Of Hope , sesuai dengan misi awal bahwa seluruh penjualan Gelang Harapan dan pendapatan dari film I Am Hope kedepannya akan didistribusikan bagi para penderita kanker. 

Film I Am Hope akan direlease 18 Februari 2016 mendatang dan berharap nantinya masyarakat Indonesia yang mencintai film nasional untuk mau kebioskop demi mendapatkan pesan dari apa yang akan disampaikan oleh film ini , tidak hanya sekedar tontonan tentunya ada sesuatu yang dibawa ke depan nanti tentang bagaimana hati nurani kita peduli sesama khususnya kepada para penderita kanker . Dan tanpa sadar kita telah menyumbangkan bantuan kepada Yayasan Kanker Indonesia dengan terciptanya rumah singgah 'House of Hope' hanya dengan menonton film ini .

Ariyo Wahab yang memainkan karakter Rama Satria mengatakan "Tentunya sesuai misi pembuatan film I Am Hope,saya sendiri berharap bahwa inspirasi harapan yang menjadi inti cerita film akan dapat menjaring lebih banyak lagi kekuatan harapan dari masyarakat bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan dukungan,pendampingan dan tentu saja harapan di tengah perjuangan mereka masing-masing.Kebahagiaan adalah satu-satunya cara menjalani hidup'.

Wulan Guritno , Amanda dan Janna Soekasah memberikan Bracelet of Hope secara simbolik kepada Kak Rey sebagai perwakilan KOPI bahwasanya Journey of Hope berjalan lancar hari ini, tak ketinggalan cantiknya warna-warni gelang dari kain pelangi diberikan juga kepada blogger-blogger KOPI yang hadir sebagai cendramata agar gelang ini bisa menjadi pemersatu tali silaturahmi .
 
Ingin tau mengenai film I Am Hope bisa kunjungi iamhopethemovie.com dan trailernya bisa dicheck disini : https://www.youtube.com/watch?v=TBeF_Yu7z3M

Kamis, 14 Januari 2016

"PETAK UMPET MINAKO" : SIAP DIANGKAT KELAYAR LEBAR

"Film ini nantinya seperti menggabungkan dua unsur kebudayaan. 
Petak Umpet dari Indonesia , dan Jepang ada Minako"
 - Ardiyanto Agung (Producer Rakbuku Production)

"Petak Umpet Minako ini nantinya mempunyai cerita yang komplit,
tidak hanya Horror tapi ada unsur cita-cita dan cinta para karakternya"
- Billy Christian (Director of Petak Umpet Minako)

"Nantinya film ini akan dibawa kefestival Internasional,semoga kedepan Minako menjadi icon untuk cosplay dan brand IT contohnya Digital Creative Content Entertainment "
- Wida Handoyo (Executive Produser) 

1st Look PETAK UMPET MINAKO

14 Januari 2016, bertempat di Coffe Institute - Jakarta Selatan , tempat diadakannya press release PETAK UMPET MINAKO untuk pertama kalinya dihadapan media online, wartawan media cetak dan blogger termasuk Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI).
Hampir semua cast dan crewnya hadir pada kesempatan kali ini

PETAK UMPET MINAKO ini merupakan film kedelapan dari Billy Christian yang tiga diantaranya bergenre horror seperti Hi5teria "Segment Kotak Musik (2012),Kampung Zombie (2015), dan Tuyul Part 1`(2015). Sutradara lulusan S1 Perfilman IKJ ini awalnya tidak menyukai yang namanya membaca sebuah novel, akan tetapi karena ketertarikan membaca hingga chapter pertama membuatnya untuk mau melahap buku PETAK UMPET MINAKO yang tergolong tebal ini hingga tamat dan berniat untuk mengangkatnya kelayar lebar.

tagline yang cukup bikin penasaran 'KAMU YANG JAGA!'

Tentunya Billy juga dibantu oleh Rak Buku Production yang merupakan rumah produksi sekaligus pemegang lisensi dari bukunya, bertindak sebagai produsernya Ardiyanto Agung serta Wida Handoyo selaku Executive Produser.
Proses syutingnya dimulai tanggal 20 Januari 2016 dan akan memakan waktu kurang lebih  dua minggu serta untuk lokasi yutingnya sendiri sebagian besar mengambil real set bangunan tua sekaligus menyeramkan di Jakarta .

Miller Khan sebagai Baron dan Billy Christian selaku sutradara

Cerita tentang PETAK UMPET MINAKO berawal dari serial kaskus yang ramai dan mendapat respon baik hingga dibuatkanlah bukunya dengan pengarang yang masih menyembunyikan identitasnya . Penulisnya sendiri hanya menyelipkan nama @manhalfgod. Garis besar kisahnya tentang sekumpulan anak muda berkumpul untuk reuni masa SMA . Dalam reuni tersebut salah satu dari mereka mengusulkan permainan HITORI KAKURENBO' (Hide & Seek Alone) yang nantinya akan menguji persahabatan mereka, memunculkan twist serta sosok seorang Minako .
 
Cast dan Crew dari Petak Umpet Minako

Untuk jajaran pemainnya hampir sebagian besar aktor/aktris muda tanah air seperti Miller Khan (Cintapuccino-2007,Cinta Suci Zahrana-2011), Regina Rengganis (Demona-2015), Natasha Gott (The Philoshophers-2013), Gandhi Fernando (Tuyul Part1-2014,Midnight Show-2015) serta beberapa nama seperti Wendy Wilson , Hans Hosman, Novinta Dini , Ario Astungkoro , Tia Muller, Daniel Topan dan tak ketinggalan si pemeran Minako yang dimainkan oleh Cindy Valerie .

Film PETAK UMPET MINAKO ini direncanakan release akhir April atau pertengahan Mei mendatang . So , kita tunggu kabar selanjutnya !
Update tentang PETAK UMPET MINAKO bisa check : 
Instagram : @petakumpetminako
Facebook Fanpages : Petak Umpet Minako

 

 

Sabtu, 09 Januari 2016

I AM HOPE : FILM INDONESIA PEDULI DENGAN PENDERITA KANKER

Nama Pasangan Wulan Guritno dan Adilla Dimitri hampir vakum selama kurang lebih empat tahun membuat film terhitung sejak Dilema (2012) , maka tahun ini kolaborasi keduanya akan terealisasi dalam sebuah film berjudul  ‘I Am Hope’.  Film ini bertema drama yang ceritanya nantinya befokus kepada penderita kanker dan bersifat mengajak penonton kita nantinya untuk peduli terhadap para penderita kanker . Diproduksi oleh Alkimia Production selain nama Wulan Guritno sebagai produsernya , ada nama Amanda Soekasah serta Janna Soekasah-Joesoef .

 

I AM HOPE mengisahkan tentang wanita muda bernama Mia (Tatjana Saphira) yang tegar melawan penyakit kanker menggerogoti tubuhnya. Ayah Mia (Tio Pakusadewo) dan kakak Maia (Alessandra Usman) adalah penyangga semangat dan inspirasi Mia untuk melalui tantangan demi tantangan melewati kanker dan memperjuangkan mimpinya untuk berkarya.

Selain menghadirkan aktris muda berbakat seperti Tatjana Saphira yang tahun 2015 baru menyelesaikan film adaptasi novel Negeri Van Oranje juga ada nama Alessandra Khadijah Usman yang merupakan Runner-up II Puteri Indonesia 2010 dan pernah mewakili Indonesia untuk Miss Asia Pasific 2011. Film I am Hope juga didukung oleh jajaran aktor terbaik tanah air mulai dari Tio Pakusadewo , Fachry Albar, Feby Febiola , Fauzi Baadilah , Kenes Andari , Ariyo Wahab, Ine Febriyanti , Ray Sahetapy dan Ghea Panggabean. 

Ide pembuatan film ini tergagas dari Bracelets of Hope (Gelang Harapan) , yang merupakan gerakan untuk peduli pengidap kanker, dan semua hasil yang didapat dari film I Am Hope serta gerakan sejuta harapan nantinya akan murni disumbangkan kepada penderita Kanker dan Rumah Sakit yang menangani, termasuk RS Kanker Dharmais Jakarta. Gelang Harapan bisa dibilang limited edition karena terbuat dari kain pelangi jemputan yang didesain oleh Ghea Panggabean. Soundtrack dan scoringnya ditata oleh group RAN lewat ‘Nyanyian Harapan’ yang nantinya juga melibatkan 8 Warrior Hope untuk ikut bernyanyi bersama RAN.




Promosi untuk film ini telah gencar sejak tahun lalu termasuk dievent Popcon Asia 2015 di Jakarta Convention Centre dimana sang sutradara Adilla Dimitri bersama produser dan cast mempromosikan I Am Hope untuk pertama kalinya serta membuka booth no 45 dengan desain kamar Mia dan mengadakan foto contest #fotodikamarmia untuk mendapatkan gift yang menarik. 




Film ini akan direlease 18 Februari 2016 dan untuk info jelasnya bisa mengunjungi iamhopethemovie.com . 
Check trailer:  https://www.youtube.com/watch?v=TBeF_Yu7z3M 

Jumat, 08 Januari 2016

MOVIE REVIEW - MIDNIGHT SHOW (2016)
"TERROR 'BOCAH' DI BIOSKOP PODIUM"

Director    : Ginanti Rona
Produser   : Gandhi Fernando , Ramesh Harmana , Laura Karina
Penulis      : Husein Atmodjo
Cast           : Acha Septriasa , Gandhi Fernando , Ratu Felisha , Ganindra Bimo , Boy Harsya Ronny P Tjandra , Gesata Stella, Citra Prima 
 



SINOPSIS

Naya (Acha Septriasa) mendapat tugas untuk menjaga penayangan film tengah malah menggantikan Lusi (Gesata Stella), bersama Juna (Gandhi Fernando) yang kebetulan memutar film kontroversial berjudul 'Bocah' , konon ada ceritanya berdasarkan kejadian nyata tentang anak berusia 12 tahun yang membantai habis anggota keluarganya.
Podium Bioskop' adalah aset terakhir yang dimiliki Pak Jo (Ronny P Tjandra) ditengah berkurangnya minat masyarakat untuk menonton ke bioskop . Awalnya dirinya ragu untuk memutar film tengah malam , akan tetapi karena kemunculan satu persatu pengunjung mulai dari Ikshan (Boy Harsya) dan pasangan kencannya Sarah (Ratu Felisha) , bapak misterius berkoper (Arthur Tobing) dan pria bernama Tama (Ganindra Bimo) membuat film 'Bocah' kembali diputar tanpa mereka tau bahwasanya terror segera dimulai, pembantaian yang sekiranya haus akan darah . 




REVIEW 

Ginanti Rona sutradara muda wanita yang memulai debutnya lewat Midnight Show ini sudah lama berkecimpung didunia perfilman berawal sebagai assisten sutradara untuk Macabre/Rumah Dara (2009) dan The Raid : Redemption (2011) . Dibawah production house Renee Pictures yang telah menelurkan The Right One (2014) , Tuyul  Part 1 (2015) dan Pizza Man (2015) , Ginanti memberanikan diri untuk menduduki bangku sutradara mengambil tema thriller-slasher untuk karya pertamanya ini .

Ginanti Rona sutradara dari Midnight Show

Midnight Show membuka awal 2016 dengan horror yang bisa dibilang berani dan membuktikan bahwa film Indonesia sedang menggeliat diberbagai variasi genre mulai dari drama romantis , komedi romantis (romcom), parody komika dan sekarang horror tapi dengan sentuhan gore'.
Menarik dan Rekomended ! Dua kata ini sungguh pas untuk pecinta film horror yang menantikan film ini , sepanjang film kita akan disuguhkan adegan yang dijamin membuat bergidik karena terror pembantaian dari pria bertopeng dan motif pelaku seolah-olah dibuat merangkai puzzle , semuanya intens dijaga oleh sang sutradara hingga eksekusi endingnya.
Scoring musik dari filmnya ciamik hingga mampu menghidupkan suasana, serta point lebihnya terletak pada set lokasi yang memunculkan nuansa era 90-an (pengambilan lokasi syuting Bioskop Podium : Galaxy Bogor untuk lobby utama dan Cimanggis Mall Depok untuk interior) dan team makeup karakternya yang jempolan . 

Buat pecinta film horror pastinya akan merasakan Midnight Show ini seperti penggabungan antara Scream Franchaise (1996-2011) , Coming Soon (2008) nya Thailand , The Town That Dreaded Sundown (1976-2014) dan kesadisan I Saw The Devil (2010) meskipun kemasannya dibuat jelas berbeda serta mempunyai cerita yang berdiri sendiri .

Cast dan Sutradara Midnight Show di Screening Epicentrum XXI hari ini
 


Hampir keseluruhan acting pemainnya bermain bagus dan sangat total , terbukti Acha Septriasa yang selalu fokus dengan pakemnya untuk drama harus memberanikan menjajal genre berbeda dan hasilnya tidaklah buruk , Acha beracting dengan total memainkan gesture badan dan mimik wajahnya sepanjang film .

 " Bahkan saya melakukan salah satu scene 'menusuk' dari jam 3 pagi- 9 pagi" pungkasnya excited untuk thriller pertamanya ini.
Lalu Gandhi Fernando yang kembali mengexplore kemampuan beractingnya, setelah drama , pure horror , romantis komedi dan sekarang dirinya dituntut untuk ber-thriller ria , hasilnya actingnya cukup bagus sekaligus pembuktian karirnya didunia seni peran tidak yang mononton , mampu mengambil karakter berbeda-beda. Gandhi juga menjelaskan kenapa disetiap film yang diproduserinya mengambil tokoh sentral wanita termasuk Midnight Show 
 
Session Tanya Jawab bersama media wartawan


" Karena saya mencintai sosok Mama , jadi wanita sebagai superhero adalah inspirasi semua film saya " jelas Gandhi dengan ramah kepada rekan media .
Tak ketinggalan actor Ganindra Bimo yang semakin terasah kemapuan actingnya setelah tahun 2015 mendominasi dengan action lewat Rock N Love (2015) dan Gangster (2015), actingnya disini layak diberi dua jempol. Ratu Felisha , Daniel Topan , serta Ronny P Tjandra yang baru terlibat dengan genre yang hampir sama tahun lalu lewat Badoet (2015) bukan hal yang sulit bagi mereka kembali beradaptasi ditema yang hampir sama meski dari segi acting terasa biasa sajah lebih sebagai pemeran pendukung .

 
Ganindra Bima sebagai Tama


Gandhi Fernando aktor sekaligus produser Midnight Show

Film Midnight Show siap tayang di bioskop tanah air 14 Januari 2016 dan pesan Ginanti Rona untuk filmnya ini ialah "Terkadang Kekerasan dibutuhkan dalam kehidupan"
So , Jangan lupa untuk catet tanggal release Midnigt Show!!
"YOU ARE CORDIALLY INVITED TO DIE ...."