Senin, 25 Januari 2016

MOVIE REVIEW - SURAT DARI PRAHA : KOMPILASI ROMANSA,POLITIK & SEJARAH 


  
Film Surat Dari Praha ini adalah salah satu film Indonesia yang cukup saya nantikan kehadirannya, karena selain jajaran pemainnya yang bisa dibilang tjakep abis ditambah nama Angga Dwimas Sasongko berada dibalik bangku penyutradaraan film yang benar mengambil lokasi syuting di Praha , Ceko.
Maka ketika mendapatkan undangan media screening di Epicentrum XXI-Jakarta Selatan dengan waktu pemutaran 09.30 membuat saya tetap semangat untuk sampai tepat pada waktunya. Yang membuat saya terkagum-kagum saat sampai dilokasi , ternyata kerja team untuk film ini sangat solid dimana tenda dan segala dekorasi untuk Gala Premiere yang juga dilakukan malam harinya sudah tertata hampir 80% , dan ini juga tentunya atas kerjasama team Visinema Pictures bersama pihak sponsor PT Mayora Indah  dengan produknya Torabika Creamy Latte dan Permen Kis.





"gila ya , lebih manusiawi sama anj*ing daripada ama manusia"

Laras (Julie Estelle) mengumpat hampir setengah teriak dijalanan kota Praha yang ramai hiruk pikuk pagi hari kerena sikap dari pria paruh baya bernama Jaya (Tyo Pakusadewo) seolah membuat segala sesuatunya dipersulit . Dirinya tidak mengerti mengapa sang ibu Sulastri (Widyawati) memberikan syarat peralihan warisan dengan tanda tangan Jaya ? Harus mengorbarkan waktu , tenaga , dan pikirannya ke negara yang menurut wikipedia memiliki jumlah penduduk 1,5 juta jiwa ini , ditambah lagi urusannya untuk proses perceraian dengan sang suami (Chicco Jericho) harus segera diselesaikan .

Antara Laras dan Jaya sama sekali tidak memberikan kesan baik dalam pertemuan keduanya, Jaya lebih menganggap Laras sebagai orang asing yang hanya peduli dengan kepentingan pribadinya . Ada alasan kenapa Jaya tidak mau menandatangani persyaratan Sulastri, ditambah harus menerima sebuah kotak dan surat yang baginya sama saja membuka sebuah cerita masa lampau .
Cerita yang Praha-pun tau bagaimana seorang Jaya berpuluh-puluh tahun memendamnya rapat didalam hati , hanya orang terdekatnya serta seorang bartender asal Indonesia bernama Dewo (Rio Dewanto) mengetahui kisah cinta dan sejarah hidup Jaya yang terhenti di Praha.



REVIEW

Terimakasih untuk Angga Dwimas Sasongko yang berhasil membuat sebuah film drama dengan sesuatu yang berbeda di Surat Dari Praha ini . Setelah melihat bagaimana kota berkonflik dengan cita-cita generasi mudanya di film Cahaya Dari Timur : Beta Maluku (2013) dan berpetualang dengan kekayaan kopi yang dimiliki negara kita di Filosofi Kopi (2015) , kini kita dibawa menyelam dengan sebuah cerita yang diangkat berdasarkan kejadian nyata tapi dengan selipan sedikit fiksi yang berhasil menciptakan tiga unsur yakni ada romansa, poltik serta tak ketinggalan sejarah .

Film Surat Dari Praha terealisasi karena kerjasama dari Visinema Pictures selaku produser ada Anggia Kharisma lalu kemudian aktor Chicco Jericho dan PT.Mayora Indah yang diwakilkan oleh Vienno Monintja untuk mendedikasikan film ini berdasarkan karya-karya Glenn Fredly yang sudah meniti karir didunia musik hampir 20 tahun . 
Ide ceritanya berdasarkan empat lagu karangan Glenn dan riset dengan para tetua saksi sejarah rezim Soeharto yang harus hilang kewarganegaraan.

Angga mengatakan "film ini tidak berfungsi untuk menyelesaikan masalah , tapi tujuan saya dalam film ini hanya satu : bercerita. Itulah esensi dari film sendiri menurut saya"

  
Sepanjang film kita akan disuguhkan alur yang menghindari flashback , meski drama yang coba ditampilkan tampak berat apalagi bila menarik kesimpulan berdasarkan trailer , percaya deh film  ini sebenarnya cheesy dan kalau diibaratkan sebuah cake memang seharusnya dilahap perlahan menikmati tiap topping yang diolah Angga hingga bagian terakhir.
Hampir sebagian besar proses pengambilan gambar dan set lokasinya di Praha , sisanya tiga hari di Jakarta . Dan hasilnya memang gambaran dari kota Praha di pagi hari hingga malam tervisualisasi dengan sangat cantik .

Yang menjadikan film ini spesial adalah untuk pertama kalinya sepanjang sejarah perfilman tanah air Tyo Pakusadewo disanding bersama actress Widyawati , lalu ada Julie Estelle , Rio Dewanto , Chicco Jericho, Jajang C Noer dan R Suryomartono (eksil tahun 65') . Tak hanya sukses berperan serta menyatukan chemistry antara Tyo dan Julie sepanjang film , keduanya juga berhasil melewati tantangan untuk menyanyikan soundtrack Surat Dari Praha yakninya Sabda Rindu dengan suara khas Tyo  dan Nyali Terakhir yang dinyanyikan oleh Julie Estelle feat Tyo Pakusadewo.

 Tyo mengatakan tentang perannya sebagai Jaya "Peran yang satu ini cukup menantang. Karena menguras nalar dan kemampuan saya. Sama sekali saya nggak punya bayangan seorang eksil itu gimana kehidupannya . Tokoh Jaya ini kan fiktif, tapi saya mengetahui sejarah saat itu. Ketika saya di Praha saya juga disediakan waktu oleh Angga berdialog dengan tokoh aslinya dan penulisnya"
Dan memang Angga sudah mempunyai bayangan tentang tokoh Jaya untuk Tyo Pakusadewo tanpa melakukan proses casting langsung saja dirinya mendatangi Tyo yang pada saat itu berada di Singapura untuk perannya di Surat Untuk Praha ini , semisalnya Tyo menolak maka sudah dipastikan film ini tidak akan terealisasi.


Penata musik dan scoringnya tetap dipercayakan kepada Glenn Fredly, pembuktian kolaborasinya bersama Angga Dwimas Sasongko kali ini mampu menyatukan antara film dan musik menjadi satu kesatuan yang hidup . Jadi bisa dibilang apa yang diberikan Surat Dari Praha kepada penonton tanah air nantinya tidak hanya sekedar tontonan segar , akan tetapi ada beragam pesan dimana kita harus bangga masih bisa tetap berada di Indonesia tercinta menikmati hasil alamnya dan pesan lainnya bagaimana kita untuk bisa belajar berdamai dengan masa lalu .

SURAT DARI PRAHA siap tayang 28 Januari 2016 , termasuk salah satu film Indonesia yang direkomendasikan untuk dijadikan list tontonan .


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar